GIZI
ANAK USIA SEKOLAH
A. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI GIZI PADA USIA SEKOLAH
Kesehatan
yang paling diperhatikan oleh WHO (World Healt Organization) adalah
kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk itu keduanya diperhatikan detil untuk
masalah asupan gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya.
Kali
ini penulis akan coba share dengan pembaca mengenai kebutuhan energi dan zat
gizi anak usia sekolah. Kembali lagi ke WHO, mengapa perlunya
memperhatikan kebutuhan gizi anak usia sekolah, ada beberapa alasan mengapa
kebutuhan gizi anak sekolah sangat diperhatikan, berikut point-pointnya :
Faktor
yang mempengaruhi gizi pada usia anak sekolah
1.
Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.
Anak Sd yang berusia sekitar 7-13 tahun
merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana
kesehatan yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula.
Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakan
untuk perkembangan mental yang mengacu pada skil anak.
Asupan
gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan mental anak. Karena
tentunya fisik dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling
berkaitan. makanan yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang
otak dan organ-organ lain yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan
yang optimal, untuk itu keluarga adalah pihak pertama yang harus memperhatikan
asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga akan gizi sangat berpengaruh disini.
2.
Selalu Aktif.
Semakin
tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan energi juga akan semaki banyak
diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah merupakan usia yang senang bermain.
Senang menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar. Untuk
itu perlunya nutrisi dan asupan energi yang banyakuntuk menunjang aktifitas
fisiknya.
Sulitnya
untuk mengkonsumsi makanan bergizi adalah tantangan yang perlu dihadapi oleh
orang tua. Untuk itu pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan untuk
mempelajarinya.
3.
Perubahan Sikap Terhadap Makanan.
Anak
Usia SD tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia senangi,
perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah perhatian ibu terhadap
pengaruh pola konsumsi makanan sepertinya harus digalakan.
4.
Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.
Ya
telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi
makanan-makanan yang sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan. Kriteria makanan
yang banyak disukai oleh anak usia ini adalah makanan yang banyak mengandung
gula dan mempunyai warna yang cerah sehingga menarik anak untuk
mengkonsumsinya.
Beberapa
tips diatas penulis rasa, dapat anda manfaatkan pada saat anda membeli makanan
dimanapun, tidak hanya disupermarket namun di tempat penjualan produk makanan
yang sering anda kunjungi. Ingin sehat tidak asal pilih dan beli.
B. GANGGUAN
GIZI PADA ANAK SEKOLAH
Nutrisi
merupakan komponen penting bagi kesehatan anak. Pertumbuhan dan perkembangan
yang dialami oleh anak-anak membuat mereka membutuhkan nutrisi yang baik dalam
hal protein, energi dan komponen nutrien lainnya. Hal tersebut juga membuat
mereka rentan terhadap kekurangan nutrisi dan gangguan pertumbuhan. Pola makan
yang dimulai sejak masa kanak kanak dapat mempengaruhi kesehatan mereka
selanjutnya. Pada masa kanak-kanak, pemberian nutrisi yang kurang baik dapat
mengakibatkan gagal tumbuh, obesitas, dan penyakit-penyakit terkait defisiensi
nutrisi. Akibat jangka panjang yang dapat ditimbulkan adalah meningkatnya
risiko penyakit degeneratif kelak saat usia lanjut.
Masalah
gizi yang dihadapi oleh anak-anak pada usia sekolah dasar antara lain:
obesitas, gagal tumbuh, anemia karena kekurangan zat besi, dan karies pada gigi
geligi serta infeksi kecacingan. Obesitas biasanya disebabkan karena konsumsi
makanan yang melebihi kebutuhannya per hari. Sebaliknya, gagal tumbuh biasanya
disebabkan karena kurangnya asupan nutrisi. Selain gagal tumbuh, kurangnya
asupan nutrisi juga dapat menyebabkan terjadinya anemia dan membuat anak rentan
terhadap infeksi. Karies disebabkan karena konsumsi makanan yang mengandung
gula berlebihan disertai dengan kebersihan gigi yang kurang terjaga. Infeksi
kecacingan disebabkan karena kurangnya kebiasaan cuci tangan saat makan dan
seringnya tidak menggunakan alas kaki saat beraktifitas.
Masalah
gizi pada anak sekolah dasar masih cukup memprihatinkan. Hal ini dapat terlihat
dari beberapa penelitian yang dilakukan terhadap anak usia sekolah dasar di
Indonesia. Anak usia sekolah dasar dalam hal ini adalah anak dengan kisaran
usia 7-12 tahun. Pada penelitian yang dilakukan oleh dr. Saptawati Bardosono,
ahli gizi dari Universitas Indonesia, di 5 sekolah dasar di jakarta, didapatkan
sebanyak 94,5% anak mendapatkan asupan gizi di bawah angka kecukupan gizi yang
dianjurkan. Hal senada diungkapkan oleh Endang Dewi Lestari dengan
penelitiannya pada 10 sekolah dasar di Solo. Didapatkan semuanya menderita
defisiensi zat seng. Rendahnya kecukupan gizi pada kelompok anak usia sekolah dasar
berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik, konsentrasi dan prestasi. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Satoto, ditemukan sebanyak 30-35% anak sekolah
dasar tumbuh di bawah baku yang ada.
Infeksi
yang lama dan berat juga berhubungan erat dengan masalah gizi berupa
malnutrisi. Infeksi dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi. Seorang anak yang
mengalami infeksi membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak dari biasanya.
Sementara beberapa gejala yang dialami saat infeksi seperti diare dan tidak
nafsu makan membuat asupan nutrisi menjadi sulit. Sebaliknya, malnutrisi juga
dapat menyebabkan individu rentan terhadap terjadinya infeksi. Daya tahan tubuh
kita didukung oleh protein, zat besi, vitamin dan beberapa mikronutrien
lainnya. Jika asupan zat gizi tersebut kurang, kerja daya tahan tubuh menjadi
tidak optimal.
Untuk
mengatasi masalah gizi diperlukan beberapa upaya, terutama dari pihak orang tua
dan pihak sekolah. Makanan anak-anak pada usia sekolah dasar perlu
diperhatikan, terutama karena pada usia ini anak-anak tersebut masih dalam
tahap pertumbuhan dan perkembangan, sehingga keseimbangan gizi perlu dijaga.
Anak
dengan usia sekolah dasar sudah dapat menentukan makanan yang disukainya.
Makanan yang diberikan pada anak usia sekolah dasar ditentukan berdasarkan
berat badan, usia dan aktivitas anak. Anak laki-laki umumnya lebih banyak
melakukan aktivitas fisik dibandingkan anak perempuan, sehingga asupan makanan
yang mengandung lebih banyak energi perlu ditingkatkan. Sedangkan anak
perempuan pada usia sekolah dasar mulai memasuki usia haid, sehingga memerlukan
lebih banyak protein dan zat besi.
Sarapan
pagi bagi anak-anak usia sekolah dasar sangat penting mengingat aktivitas di
sekolah yang melibatkan fisik dan konsentrasi belajar. Lingkungan sekolah dasar
umumnya memiliki banyak jajanan. Banyak anak menyukai makanan jajanan yang
hanya mengandung karbohidrat dan garam. Makanan tersebut hanya akan membuat
seorang anak cepat kenyang dan mengurangi nafsu makan anak.
Asupan
gizi pada anak usia sekolah mulai dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena
anak-anak usia ini sudah mulai mengenal lingkungannya. Oleh karena itu,
perhatian orang tua dan pihak sekolah perlu ditingkatkan untuk mencegah
gangguan nutrisi berupa malnutrisi atau pun obesitas. Peran serta dari berbagai
pihak dalam hal asupan gizi diperlukan untuk memperbaiki status gizi anak-anak
di Indonesia pada umumnya dan anak-anak usia sekolah dasar pada khususnya.
C. UPAYA
PENINGKATAN GIZI ANAK SEKOLAH
WHO
telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School, melalui
upaya promotif danpreventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang
berkualitas adalah :
a)
Promotif dan Pencegahan
1.
Pemberian nutrisi yang baik dan benar (PMT, Sarapan dll)
2.
Perilaku hidup sehat jasmani dan rohani
3.
Deteksi dini dan pencegahan penyakit menular
4.
Deteksi dini gangguan penyakit kronis pada anak sekolah
5.
Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak usia sekolah
6.
Deteksi dini gangguan perilaku dan gangguan belajar
7.
Imunisasi anak sekolah
b)
Kuratif dan rehabilitasi.
1.
Penganan pertama kegawat daruratan di sekolah
2.
Pengananan pertama kecelakaan di sekolah
3.
Keterlibatan guru dalam penanganan anak dengan gangguan perilaku dan gangguan
belajar
0 komentar:
Posting Komentar