VITAMIN
Vitamin adalah zat – zat organik
kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit dan pada umumnya tidak
dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari luar yaitu
makanan. Vitamin dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : vitamin larut
dalam lemak (vitamin A, D, E, K) dan vitamin larut dalam air.
Perbedaan antara vitamin yang larut
dalam lemak dan dalam air
Vitamin
larut lemak
|
Vitamin
larut air
|
Larut
dalam lemak dan pelarut lemak
|
Larut
dalam air
|
Kelebihan konsumsi dari yang
dibutuhkan disimpan dalam tubuh.
|
Simpanan sebagai kelebihan
kebutuhan sangat sedikit.
|
Dikeluarkan dalam jumlah kecil
melalui empedu
|
Dikeluarkan melalui urin.
|
Gejala defisiensi berkembang
lambat.
|
Gejala defisiensi sering terjadi
dengan cepat.
|
Tidak selalu perlu ada dalam
makanan sehari – hari.
|
Harus selalu ada dalam makanan
sehari – hari.
|
Mempunyai precursor atau
provitamin.
|
Umumnya tidak mempunyai precursor.
|
Hanya mengandung unsur C,H, dan O.
|
Selain C, H, dan O juga mengandung
N, kadang – kadang S dan Co.
|
Diabsorpsi melalui system limfa.
|
Diabsorpsi melalui vena porta.
|
Hanya dibutuhkan oleh organisme
kompleks.
|
Dibutuhkan oleh organisme
sederhana dan kompleks.
|
Beberapa jenis bersifat toksik
pada jumlah relative rendah (6 – 10 x KGA)
|
Bersifat toksik hanya pada dosis
tinggi atau megadosis (> 10 x KGA)
|
VITAMIN YANG LARUT DALAM LEMAK
- Vitamin
A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak
yang pertama kali ditemukan. Vitamin A merupakan nama genetic yang menyatakan semua
retinoid dan precursor / provitamin A karotenoid yang mempunyai aktivitas
biologic sebagai retinol.
Vitamin
A merupakan suatu kristal alcohol berwarna kuning dan larut dalam lemak atau
pelarut lemak. Dalam makanan vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk ester
retinil, yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Didalam tibuh, vitamin A
berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu: retinol (bentuk
alkohol), retinal (aldehida), dan asam retinoat (bentuk asam).
Ada dua
jenis vitamin A yaitu vitamin A1 dan A2 yang disebut juga dehydro vitamin A.
perbedaan dalam struktur keduanya ialah adanya dua ikatan tak jenuh dalam
cincin ion pada vitamin A2, sedangkan vitamin A1 hanya mengandung satu ikatan
kembar pada cincin tersebut.
Fungsi :
- Penglihatan
Vitamin
A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Di dalam mata retinol,
bentuk vitamin A yang didapat dari darah, dioksidasi menjadi retinal. Retinal
kemudian mengikat protein opsin dan membentuk pigmen visual merah – ungu
(visual purple) atau rodopsin. Rodopsin ada didalam sel khusus didalam retina
mata yang dinamakan rod. Bila cahaya mengenai retina, pigmen visual merah –
ungu ini berubah menjadi kuning dan retinal dipisahkan dari opsin. Pada saat
itu, terjadi rangsangan elektrokimia yang merambat sepanjang saraf mata ke otak
yang menyebabkan terjadi suatu bayangan visual.
- Differensiasi sel
- Sebagai pertahanan tubuh
Vitamin
A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan hewan. Retinol
tampaknya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan differensiasi limfosit B.
Disamping itu, kekurangan vitamin A menurunkan respon antibody yang bergantung
pada sel T
o Pertumbuhan dan perkembangan
Vitamin
A berpengaruh terhadap sintesis protein dan banyak dibutuhkan untuk pertumbuhan
tulang dan pembentukan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi.
- Reproduksi
Vitamin
A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi pada tikus.
Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur dan
perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol.
- Pencegahan kanker dan penyakit
jantung
Kemampuan
retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan
aktivitas system kekebalan diduga berpengaruh dalam pencegahan kanker, terutama
kanker kulit, tenggorokan, paru – paru, payudara, dan kantong kemih.
- Berperan dalam pembentukan sel
darah merah
Sumber :
Vitamin A : hati , kuning telur, susu, dan mentega
Karoten : sayuran berwarna hijau tua dan buah yang berwarna
kuning jinggga seperti; daun singkong, daun kacang, kangkung,bayam, kacang
panjang, buncis, wortel, tomat, papaya, mangga, nangka masak, dan jeruk.
- Vitamin D
Vitamin
D merupakan nama genetic dari dua molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D2)
dan kolekalsiferol (vitamin D3). Vitamin D dapat dibentuk oleh tubuh
dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh mendapatkan cukup sinar matahari
konsumsi vitamin D melalui makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis
dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon.
Bila tubuh tidak mendapatkan cukup sinar matahari, vitamin D perlu dipenuhi
melalui makanan.
Beberapa
jenis vitamin D yang didapat dari hasil penyinaran beberapa jenis kolesterol
dengan sinar ultraviolet:
vitamin D1 diperoleh dari penyinaran
ergosterol dari bahan tumbuhan dan disebut sebagai ergostenin. Vitamin D1 merupakan
campuran vitamin D2 dan D3 , sedangkan struktur
molekul vitamin D1 sendiri sebenarnya tidak ada.
vitamin D2 vitamin ini diperoleh dari
penyinaran ergosterol dan dinamakan calciferol. Calciferol yang dilarutkan
dalam minyak dan terdapat dalam pasaran dianamakan viosterol.
vitamin D3 diperoleh dari bahan
hewani, 7-dehydro cholesterol, suatu minyak yang terdapat dibawah kulit. Pada
manusia pun vitamin ini terbentuk dibawah kulit dengan bantuan sinar matahari.
Vitamin ini merupakan vitamin D yang paling aktif dan mempunyai nama
cholecalciferol.
vitamin D4 berasal dari minyak nabati
yang mengandung 22- dehydro kolesterol, setelah disinari ultraviolet.
Fungsi ;
Fungsi umum vitamin D adalah membantu pembentukan dan
pemeliharaan tulang bersama dengan vitamin A dan C, hormone – hormone
paratiroid dan kalsitonin,protein kolagen serta mineral – mineral kalsium,
fosfor, magnesium dan fluor.
Fungsi Khususnya adalah membantu pengerasan tulang
dengan mengatur Ca dan P tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada proses
pengerasan tulang.
Sumber ;
Sumber
utama vitamin D dalam bentuk cholecalciferol adalah : Minyak hati ikan,
mentega, kuning telur, ragi, hati dll.
- Vitamin E (ALPHA TOCOPHEROL)
Dinamakan
tokoferol karena berasal dari bahasa yunani dari kata tokos yang
berarti kelainan dan pherein berarti menyebabkan. Hewan tidak
dapat mensintesis vitamin E dalam tubuhnya, sehingga harus memperolehnya dari
makanan nabati. Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna sedangkan
vitamin E sintetik yang dijual biasanya berwarna kuning muda hingga kecoklatan.
Ada empat
jenis vitamin E yang terdapat dalam makanan dan bertindak sebagai antioksidan
yaitu :
Vitamin E1 merupakan vitamin E yang
paling aktif, alfatokoferol.
Vitamin E2 beta tokoferol
Vitamin E3 gamma tokoferol
Vitamin E4 delta tokoferol
Yang
membedakannya adalah jumlah dan posisi gugus metal pada struktur cincin.
Fungsi :
Fungsi
utama vitamin E adalah sebagai yang antioksidan yang larut dalam lemak dan
mudah memberikan hydrogen dari gugus hydroksil (OH) pd struktur cincin ke
readikal bebas dan melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dan komponen
membrane sel lain dari oksidasi radikal bebas.
Fungsi
lain vitamin E yang tidak berkaitan dengan antioksidan ialah fungsi structural
dalam memelihara integritas membrane sel.Sintesis DNA.Merangsang reaksi
kekebalan.Mencegah penyakit jantung koroner.Mencegah keguguran dan
sterilisasi.Mencegah gangguan menstruasi
Sumber
Sumber
utama vitamin E adalah Minyak tumbuh – tumbuhan, kecambah, gandum dan
biji-bijian . selain itu , daging, unggas, ikan, kacang – kacangan dan buah.
- vitamin K
vitamin
K terdapat di alam dalam dua bentuk, keduanya terdiri atas cincin
2-metilnaftakinon. Vitamin K cukup tahan terhadap panas namun tidak tahan
terhadap alkali dan cahaya.
Fungsi :
fungsi
vitamin K berperan dalam proses sintesis protrombin yang diperlukan dalam
pembekuan darah, pentranspor electron dalam didalam proses redoks didalam
jaringan.Merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah residu protein
berupa asam glutamate (glu) menjadi gama – karboksiglutamat (gla).
Sumber ;
vitamin
K terdapat dalam hati , sayuran hijau, kuning telur, minyak kedelai, kacang-
kacangan, kol, buncis, dan brokoli. Selain itu, vitamin K juga dapat dibentuk
oleh bakteri usus dari pravitamin yang terkandung dalam makanan.
VITAMIN LARUT AIR
Sebagian besar vitamin larut air
merupakan komponen sistem enzim yang banyak terlibat dalam membantu metabolisme
energi. Jenis vitamin ini biasanya tidak disimpan dalam tubuh dan dikeluarkan
melalui urine dalam jumlah kecil. Inilah yang menyebabkan vitamin larut air
sebaiknya dikonsumsi setiap hari, agar tidak terjadi defisiensi yang bermakna.
Beberapa jenis vitamin yang termasuk dalam golongan ini adalah:
- Vitamin C
Vitamin C ini mempunyai banyak
fungsi di dalam tubuh, sebagai koenzim atau kofaktor. Asam askorbat adalah
bahan yang kuat kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam
reaksi-reaksi hidroksilasi. Beberapa turunan vitamin C digunakan sebagai
antioksidan di dalam industri pangan untuk mencegah proses menjadi tengik,
perubahan warna pada buah-buahan, dan untuk mengawetkan daging. Beberapa proses
metabolisme dipengaruhi oleh asam askorbat, namun mekanismenya sendiri tidak
diketahui secara pasti. Fungsi dalam metabolisme tersebut antara lain:
- Sintesis Kolagen
- Sintesis Karnitin, Noradrenalin, Serotonin, dan
lain-lain
- Absorpsi dan Metabolisme Besi
- Absorpsi Kalsium
- Mencegah Infeksi
Hal ini disebabkan oleh pengaruh
vitamin C terhadap mukosa dan itulah yang berpengaruh terhadap kekebalan.
- Mencegah Kanker dan Penyakit Jantung
Hal ini kemungkinan disebabkan
karena vitamin D dapat mencegah pembentukan nitrosamin yang bersifat
karsinogenik. Fungsinya sebagai antioksidan juga diduga dapat menpengaruhi
pembentukan sel-sel tumor.
Sumber vitamin C pada umumnya hanya
terdapat dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang asam, seperti
jeruk, nanas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat. Sedangkan di dalams sayuran,
vitamin C juga banyak dalam sayur yang berdaun serta jenis kol.
- Vitamin B1 (tiamin)
Tiamin dalam bentuk Koenzim Tiamin
Pirofosfat (TPP) atau Trifosfat (TTP) memegang peranan esensial dalam
transformasi energi, konduksi membran dan saraf serta dalam sintesis pentosa
dan bentuk koenzim tereduksi dari niasin. Tiamin dibutuhkan untuk
dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan memungkinkan masuknya
substrat yang dapat dioksidasi ke dalam siklus Krebs untuk pembentukan energi.
Tiamin juga merupakan koenzim reaksi transketolase yang berfungsi dalam
pentosa-fosfatshunt, jalur alternatif oksidasi glukosa. Peranan utamanya
adalah dalam metabolisme karbohidrat.
Sumber utamanya dalam makanan adalah
serealia tumbuk atau setengah giling atau yang difortifikasi dengan tiamin dan
hasilnya, dan di Indonesia terutama berupa beras. Sedangakan dalam serealia
utuh, tiamin terdapat dalam lapisan sekam (lapisan aleuron) dan benihnya,
sehingga roti yang dibuat dari gandum utuh memiliki kadar tiamin yang tinggi. Sumber
tiamin adalah kacang-kacangan, termasuk sayur kacang-kacangan, semua daging
organ, daging tanpa lemak, dan kuning telur. Unggas dan ikan juga merupakan
sumber tiamin yang baik.
- Vitamin B2 (riboflavin)
Riboflavin terutama berfungsi
sebagai komponen koenzimFlavin Adenin Dinukleotida (FAD) dan Flavin
Adenin Mononukleotida (FMN). Kedua enzim ini terlibat dalam reaksi
oksidasi-reduksi berbagai jalur metabolisme energi dan mempengaruhi respirasi
sel. FMN digunakan untuk mengubah piridoksin menjadi koenzim fungsionalnya,
sedangkan FAD berperan dalam perubahan triptofan menjadi niasin.
Ribovlavin terdapat luas dalam
makanan hewani dan nabati, yaitu dalam susu, keju, hati, daging, dan sayuran
hijau. Penggunaan serealia tumbuk atau hasil-hasil serealia yang diperkaya akan
meningktakan konsumsi riboflavin.
- Niasin (asam nikotinat)
Nikotinamida berfungsi dalam tubuh
sebagai bagian koenzim NAD dan NADP yang diperlukan dalam reaksi
oksidasi-reduksi pada glikolisis, metabolisme protein, asam lemak, pernapasan
sel dan detoksifikasi, di mana peranannya adalah melepas dan menerima atom
hidrogen. NAD juga berfungsi dalam sintesis glikogen.
Sumber niasin adalah hati, ginjal,
ikan, daging, ayam, dan kacang tanah. Susu dan telur mengandung sedikit niasin
tetapi kaya triptofan. Sayur dan buah tidak merupakan sumber niasin. Sebagian
besar protein hewani kaya akan triptofan.
- Biotin
Biotin berfungsi sebagai koenzim
pada reaksi-reaksi yang menyangkut penambahan atau pengeluaran karbondioksida
kepada atau dari senyawa aktif. Sintesis dan oksidasi asam lemak memerlukan
biotin sebagai koenzim. Deaminasi (pengeluaran NH2 dari asam-asam tertentu,
terutama asam aspartat, treonin, dan serin serta sintesis purin yang diperlukan
dalam pembentukan DNA dan RNA membutuhkan biotin. Secara metabolik, biotin erat
kaitannya dengan asam folat, asam pantotenat, dan vitamin B12.
Biotin terdapat dalam banyak jenis
makanan dan di dalam tubuh dapat disintesis oelh bakteri saluran cerna. Sumber
yang baik adalah hati, kuning telur, serealia, khamir, kacang kedelai, kacang
tanah, sayuran, dan buah-buahan tertentu (jamur, pisang, jeruk, semangka,
strawberry). Daging dan buah-buahan merupakan sumber yang kurang baik. Dalam
putih telur, biotin yang terikat kuat oleh avidin dapat terlepas bila dimasak.
- Asam Pantotenat
Peranan utama asam pantotenat adalah
sebagai bagian koenzim A, yang diperlukan dalam berbagai reaksi metabolisme
sel. Sebagai bagian dari asetil KoA, asam pantotenat terlibat dalam berbagai
reaksi yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat dan lipida, termasuk
sintesis dan pemecahan asam lemak. Asam pantotenat terlibat pula dalam sintesis
hormon steroid, kolesterol, fosfolipid dan porfirin yang diperlukan untuk
pembentukan hemoglobin.
Asam pantotenat terdapat di dalam
semua jaringan hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sumber yang paling baik adalah hati,
ginjal, kuning telur, khamir, daging, ikan, unggas, serealia utuh, dan
kacang-kacangan. Sumber-sumber tersebut akan kehilangan kandungan asam
pantotenat sebanyak 33% dalam proses pemasakan dan sekitar 50% saat penumbukan
beras.
- Vitamin B6 (piridoksin, piridoksal, piridoksamin)
Piridoksin hidroklorida adalah
bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat. Dalam keadaan difosforilasi,
vitamin B6 berperan sebagai koenzim berupa piridoksal fosfat (PLP) dan
piridoksamin fosfat (PMP) dalam berbagai reaksi transaminasi. Dekarboksilasi
yang bergantung pada PLP menghasilkan berbagai bentuk amin, seperti epinefrin,
norepinefrin, dan serotonin; dan PLP ini juga berperan dalam asam
alfa-aminolevulinat, yaitu prekursor heme dalam hemoglobin.
Vitamin B6 paling banyak terdapat di
dalam khamir, kecambah gandum, hati, ginjal, serealia tumbuk, kacang-kacangan,
kentang, dan pisang. Susu, telur, sayur dan buah mengandung sedikit vitamin B6.
Vitamin B6 yang berasal dari hewan lebih mudah diabsorpsi daripada yang
terdapat di dalam bahan makanan nabati.
- Folat (asam folat, folasin, pteoril monoglutamat)
Folasin dan folat adalah nama
generik sekelompok ikatan yang secara kimiawi dan gizi sama dengan asam folat.
THFA (koenzim folat) berperan dalam sintesis purin-purin guanin dan adenin
serta pirimidin timin, yaitu senyawa-senyawa yang digunakan pembentukan
asam-asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Folat juga
dibutuhkan dalam perubahan histidin menjadi asam asam glutamat; pembentukan sel
darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya.
Folat terdapat luas dalam bahan
makanan terutama dalam bentuk poliglutamat. Folat terutama terdapat di dalam
sayuran hijau, hati, daging tanpa lemak, serealia utuh, biji-bijian,
kacang-kacangan, dan jeruk. Bahan makanan yang tidak banyak mengandung folat
adalah susu, telur, umbi-umbian, dan buah, kecuali jeruk.
- Vitamin B12 (kobalamin)
Vitamin B12 diperlukan untuk
mengubah folat menjadi bentuk aktif, dan dalam fungsi normal metabolisme semua
sel, terutama sel-sel saluran cerna, sumsum tulang, dan jaringan saraf. Vitamin
B12 merupakan kofaktor dua jenis enzim pada manusia, yaitu metionin sintetase
dan metilmalonil-KoA mutase.
Semua vitamin B12 alami diperoleh
dari hasil sintesis bakteri, fungi atau ganggang. Sumber utama vitamin B12
adalah makanan protein hewani yang memperolehnya dari hasil sintesis bakteri
dalam usus, seperti hati, ginjal, disusul oleh susu, telur, ikan, keju, dan
daging. Vitamin B12 dalam sayuran ada bila terjadi pembusukan atau pada
sintesis bakteri. Vitamin B12 yang terjadi melalui sintesis bakteri pada
manusia tidak diabsorpsi karena sintesis terjadi di dalam kolon.
MINERAL
Tubuh tidak mampu mensintesa mineral
sehingga unsure-unsur ini harus disediakan lewat makanan (essensial).Diperlukan
dalam jumlah sedikit sekali (trace element).
Mineral dan
sumbernya:
- Kalsium
(Ca)
· Tubuh
orang dewasa yang gizinya baik mengandung 1-1,5 kg kalsium dan 90% terdapat di
tulang dan gigi dalam bentuk garam kompleks.
· Sumber:
susu & produk olahannya (keju, es krim) , makanan laut (ikan, kerang, udang
kering), sar-dencis, sayuran hijau (bayam, melinjo, dan sawi), tahu, jeruk.
· Dapat
juga diperoleh dalam jumlah yang cukup dari air mineral yang dapat mengandung sampai
50 mg/lt
- Besi
(Fe)
· Sumber:
telur, daging merah, ikan, hati, kerang, buah kering, tepung gandum, roti,
sayuran hijau (bayam, kangkung), kacang-kacangan, kentang, jagung.
- Iodium
(I)
· Sumber:
sayur-sayuran, makanan laut (ikan laut, minyak ikan, rumput laut, kerang),
garam beryodium, kulit kentang.
1.
Memberi energi (zat
pembakar) – Karbohidrat, lemak dan protein, merupakan ikatan organik
yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk
melakukankegiatan/aktivitas.
2.
Pertumbuhan dan pemeliharaan
jaringan tubuh (zat pembangun) – Protein, mineral dan air, diperlukan
untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan menganti sel yang rusak.
3.
Mengatur proses tubuh (zat pengatur) – Protein, mineral, air dan vitamin. Protein bertujuan mengatur
keseimbangan air di dalam sel,bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara
netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang
bersifat infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin sebagai pengatur
dalam proses-proses oksidasi,
fungsi normal sarafdan otot serta
banyak proses lain yang terjadi dalam tubuh,
seperti dalam darah, cairan pencernaan,
jaringan, mengatur suhu tubuh, peredaran darah,
pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain proses tubuh.
Referensi
Almatsier, S. Prinsip
Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2001.
Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
Moehji, S. Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka, Jakarta, 1982.
Supariasa, I. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta, 2002.
Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
Moehji, S. Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka, Jakarta, 1982.
Supariasa, I. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta, 2002.
0 komentar:
Posting Komentar