Tujuan pembelajaran
adalah diharapkan mahasiswa diakhir perkuliahan dapat menjelaskan konsep dasar
ilmu gizi. Materi ini akan membahas beberapa pokok
bahasan yang berkaitan dengan konsep dasar ilmu gizi antara lain:
1.
Beberapa pengertian / istilah dalam gizi.
3.
Ruang lingkup ilmu gizi.
4.
Pengelompokan zat gizi menurut kebutuhan.
5.
Fungsi zat gizi.
Beberapa Pengertian / Istilah Dalam Gizi
1.
Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang
mempelajari segala sesuatu tentang makanandalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
2.
Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia
yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan
serta mengatur proses-proseskehidupan.
3.
Gizi (Nutrition)
adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,
absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme danpengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ,
serta menghasilkan energi.
4.
Pangan adalah istilah
umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
5.
Makanan adalah bahan selain
obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ikatan kimia
yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh,
yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza,
yg berarti “makanan”. Ilmu gizi bisa berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa Inggris, food menyatakan makanan, pangan dan bahan makanan.
Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu:
1.
Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan energi,
membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan
dalam tubuh).
2.
Sekarang : selain
untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang karenagizi berkaitan
dengan perkembangan otak,
kemampuan belajar, produktivitas kerja.
Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi
Berdiri tahun 1926, oleh
Mary Swartz Rose saat dikukuhkan sebagai profesor ilmu gizi di Universitas Columbia, New York, AS. Pada zaman
purba, makanan penting untuk kelangsungan
hidup. Sedangkan pada zaman Yunani, tahun 400 SM ada teori Hipocrates yang
menyatakan bahwamakanan sebagai panas yang
dibutuhkan manusia, artinya manusia butuh makan.
Beberapa penelitian yang
menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak
dulu, antara lain:
1.
Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimetri – Pertama
dipelajari oleh Antoine Lavoisier (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan penggunaan energi makanan yang meliputi proses pernafasan, oksidasi dan kalorimetri. Kemudian
berkembang hingga awal abad 20, adanya penelitian tentang
pertukaran energi dan sifat-sifat bahan makanan pokok.
2.
Penemuan Mineral – Sejak lama mineral telah diketahui
dalam tulang dan gigi. Pada tahun 1808
ditemukan kalsium. Tahun 1808, Boussingault
menemukan zat besi sebagai zat esensial. Ringer
(1885) dan Locke (1990), menemukan cairan tubuh perlu
konsentrasi elektrolit tertentu.
Awal abad 20, penelitian Loeb tentang pengaruh konsentrasi garam natrium, kalium dan kalsiumklorida terhadap jaringan hidup.
3.
Penemuan Vitamin – Awal abad
20, vitamin sudah dikenal.
Sejak tahun 1887-1905 muncul penelitian-penelitian dengan makanan yang dimurnikan dan makanan utuh. Dengan hasil: ditemukan
suatu zat aktif dalam makanan yang tidak tergolong zat gizi utama dan berperan dalam pencegahan penyakit (Scurvy dan Rickets). Pada tahun
1912, Funk mengusulkan memberi nama vitamine untuk zat tersebut. Tahun
1920, vitamin diganti menjadi
vitamine dan diakui sebagai zat esensial.
4.
Penelitian Tingkat
Molekular dan Selular – Penelitian ini dimulai tahun 1955, dan diperolehpengertian tentang struktur
sel yang rumit serta peranan kompleks dan vital zat gizi dalampertumbuhan dan pemeliharaan
sel-sel. Setelah tahun 1960, penelitian bergeser dari zat-zat giziesensial ke inter relationship antara zat-zat gizi, peranan biologik spesifik, penetapan kebutuhan
zat gizi manusia dan pengolahan makanan thdp kandungan zat gizi.
5.
Keadaan Sekarang – Muncul
konsep-konsep baru antara lain: pengaruh keturunan terhadap kebutuhan gizi; pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan perilaku, kemampuan bekerja dan produktivitas
serta daya tahan terhadap penyakit infeksi. Pada bidang teknologi pangan
ditemukan : cara mengolah makanan bergizi, fortifikasi bahan pangan
dengan zat-zat giziesensial, pemanfaatan sifat struktural
bahan pangan, dsb. FAO dan WHO mengeluarkan Codex Alimentaris (peraturan food
labeling dan batas keracunan).
Ruang Lingkup Ilmu Gizi
Ruang lingkup cukup luas,
dimulai dari cara produksi pangan, perubahan pascapanen (penyediaan pangan,
distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan serta cara pemanfaatan makananoleh tubuh yang
sehat dan sakit).
Ilmu gizi berkaitan dengan ilmu agronomi, peternakan, ilmu
pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran.
Informasi gizi yang diberikan pada masyarakat, yang
meliputi gizi individu, keluarga dan masyarakat; gizi institusi dan gizi olahraga.
Perkembangan gizi klinis :
·
Suplementasi oral,
enteral dan parenteral.
·
Bahan tambahan makanan (pewarna, penyedap dan sejenis
serta bahan-bahan kontaminan).
Pengelompokan Zat Gizi Menurut Kebutuhan
Terbagi dalam dua
golongan besar yaitu makronutrien dan mikronutrien.
Makronutrien
Komponen terbesar dari
susunan diet, berfungsi untuk
menyuplai energi dan zat-zat esensial (pertumbuhan sel/ jaringan),
pemeliharaan aktivitas tubuh.
Karbohodrat (hidrat arang), lemak,protein, makromineral dan air.
Mikronutrien
Golongan mikronutrien terdiri dari:
3.
Protein – Asam-asam amino;
leusin; isoleusin; lisin; metionin; fenilalanin; treonin; valin;
histidin; nitrogen nonesensial.
4.
Mineral – Kalsium; fosfor; natrium; kalium; sulfur; klor;
magnesium; zat besi; selenium; seng; mangan; tembaga;
kobalt; iodium; krom fluor; timah; nikel;
silikon, arsen, boron; vanadium, molibden.
5.
Vitamin – Vitamin A (retinol); vitamin D (kolekalsiferol); vitamin E (tokoferol); vitamin K; tiamin; riboflavin;
niaclin; biotin; folasin/folat; vitamin B6; vitamin B12; asam
pantotenat;vitamin C.
6.
Air
Fungsi Zat Gizi
1.
Memberi energi (zat
pembakar) – Karbohidrat, lemak dan protein, merupakan ikatan organik
yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk
melakukankegiatan/aktivitas.
2.
Pertumbuhan dan pemeliharaan
jaringan tubuh (zat pembangun) – Protein, mineral dan air, diperlukan
untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan menganti sel yang rusak.
3.
Mengatur proses tubuh (zat pengatur) – Protein, mineral, air dan vitamin. Protein bertujuan mengatur
keseimbangan air di dalam sel,bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara
netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang
bersifat infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin sebagai pengatur
dalam proses-proses oksidasi,
fungsi normal sarafdan otot serta
banyak proses lain yang terjadi dalam tubuh,
seperti dalam darah, cairan pencernaan,
jaringan, mengatur suhu tubuh, peredaran darah,
pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain proses tubuh.
Referensi
Almatsier, S. Prinsip
Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2001.
Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
Moehji, S. Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka, Jakarta, 1982.
Supariasa, I. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta, 2002.
Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
Moehji, S. Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka, Jakarta, 1982.
Supariasa, I. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta, 2002.
0 komentar:
Posting Komentar